dewa poker
inikartu
dewa poker
kartuemas

Monday, August 31, 2015

Liburan Cerdas

Ilmuwan mencari tahu cara mendapatkan manfaat terbesar dalam kesehatan dan kesejahteraan dari berwisata.
Apakah Anda sebaiknya melakukan liburan singkat, atau pelesir berminggu-minggu? Pergi ke tempat baru, atau bersantai di rumah pantai keluarga?
Psikolog dan peneliti telah mempelajari cara menciptakan liburan ideal yang dapat meningkatkan kesejahteraan kita, meredakan stres yang dapat memengaruhi kesehatan kita, dan membantu kita menyegarkan diri untuk kembali bekerja. Beberapa kesimpulan: Liburan yang lebih panjang belum tentu lebih baik daripada yang lebih pendek. Lakukan aktivitas yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya, bahkan jika Anda berlibur di rumah saja. Dan akhiri liburan dengan keadaan yang baik.
Hari-hari sebelum dan setelah liburan juga penting. Mengantisipasi apa yang akan Anda lakukan dapat memberikan ganjaran emosional yang lebih besar daripada mengingat perjalanan setelah Anda pulang, menurut riset. Dan meski kebahagiaan setelah vakansi cenderung cepat hilang, ada kiat-kiat untuk menjaganya agar bertahan sedikit lebih lama.

Bersiap-siap

“Selama liburan, kesehatan dan kesejahteraan meningkat cukup pesat,” sering kali hanya dalam dua hari memasuki liburan, kata Jessica de Bloom, postdoctorate research fellow di University of Tampere, Finlandia. Dr. de Bloom, seorang psikolog organisasional, meneliti dampak liburan antara lain dengan menelepon peserta penelitian ketika mereka berlibur dan menanyai mereka tentang perasaan mereka dan tingkat ketegangan, kelelahan, dan kebahagiaan mereka, selain ukuran-ukuran lainnya.
Nasihatnya: Lakukan liburan yang lebih singkat tetapi lebih sering. “Liburan bekerja lebih mirip seperti tidur. Anda perlu pemulihan teratur dari bekerja agar tetap sehat dalam jangka panjang,” ujar Dr. de Bloom.
Liburan membuat kita merasa lebih baik, dan penting untuk kesehatan kita, jelas para peneliti. Penelitian menunjukkan liburan dapat mengurangi risiko serangan jantung dan depresi, meredakan stres, dan menghasilkan perbaikan performa kerja dan kreativitas.
Dalam sebuah penelitian terhadap 54 orang yang berwisata selama rata-rata 23 hari, Dr. de Bloom dan rekan-rekan penelitinya menemukan bahwa ukuran-ukuran kesehatan dan kesejahteraan meningkat selama liburan dibandingkan dengan garis dasarnya, mencapai puncak pada hari kedelapan sebelum berangsur-angsur turun.
“Mungkin delapan hari adalah waktu ideal untuk sepenuhnya mendapatkan manfaat liburan,” ujar Dr. de Bloom. Penelitian ini diterbitkan pada tahun 2013 dalam Journal of Happiness Studies.
Laura Beatrix Newmark, dari New York, telah mencoba berwisata dengan lama waktu yang berbeda-beda. Liburan idealnya: sembilan hari. “Anda merasa seperti memasuki zona yang berbeda kemudian Anda pulang dengan merasa memiliki kerangka pikir yang berbeda,” kata wiraswastawati dan ibu berusia 38 tahun dengan dua anak yang masih kecil itu.
Beberapa psikolog menyarankan untuk memperpanjang perencanaan dan antisipasi liburan. Dalam sebuah penelitian, peneliti melakukan serangkaian eksperimen yang membandingkan antisipasi dengan refleksi. Salah satu skenarionya mencakup membayangkan sebuah liburan, kata Leaf Van Boven, seorang profesor psikologi dan neurosains di University of Colorado at Boulder dan peneliti utama studi tersebut. Para peneliti itu menemukan bahwa antisipasi menghasilkan emosi yang lebih intens dan memuaskan daripada tindakan mengingat pengalaman masa lalu. Penelitian tersebut diterbitkan pada tahun 2007 dalam jurnal Experimental Psychology: General.
“Kita menjiwai pengalaman sebelum pengalaman terjadi—itu sangat merangsang secara emosional,” kata Dr. Van Boven. “Segera setelah sebuah pengalaman berlalu, kita cenderung menggunakan perspektif yang lebih jauh darinya.”

Mengambil kendali

Memiliki kebebasan saat berliburan juga meningkatkan manfaatnya, kata ahli. Cobalah untuk mengambil kendali atas aktivitas Anda. Misalnya, jangan biarkan jam alarm menentukan kapan Anda harus bangun, bangunlah secara alami, kata Dr. de Bloom. Ambil tindakan agar Anda mengontrol waktu Anda, memutuskan aktivitas mana yang Anda ingin lakukan atau tidak.
Melepaskan diri secara mental dari dunia kerja juga penting. Beberapa eksekutif mulai membuat kebijakan perusahaan seperti ini, selain mewajibkan karyawan untuk menghabiskan seluruh waktu liburan mereka.
“Selama liburan Anda dilarang menghubungi siapa pun di perusahaan karena alasan pekerjaan dan mereka dilarang menghubungi Anda,” kata David Morken, chief executive Bandwidth, sebuah perusahaan teknologi di Raleigh, Carolina Utara, yang memiliki sekitar 500 karyawan.
Morken berkata ada beberapa penolakan di perusahaan ketika pertama kali ia memberlakukan kebijakan tersebut, tetapi itu menghilang pelan-pelan ketika manfaatnya menjadi jelas. “Setiap orang mendapatkan kesempatan untuk menyegarkan diri, melepaskan diri dari pekerjaan dan benar-benar menyepi dan menghilang untuk berlibur,” katanya.
Untuk beberapa orang, tidak memeriksa email sama sekali dapat membuat liburan makin membuat stres, kata Samantha Boardman, psikiater di New York City yang menulis tentang berbagai masalah psikologi positif dalam blognya “Positive Prescription.”
“Tentukan waktu di pagi hari dan mungkin waktu di malam hari untuk memeriksa email,” katanya. Mematikan ponsel dapat membantu Anda berbagi pengalaman dengan orang-orang yang bersama Anda. Dan terkadang, meletakkan kamera. “Anda terkadang malah kehilangan momen ketika Anda mengambil gambar,” katanya.
Dr. Boardman menyarankan orang-orang untuk mencari pengalaman dan tempat baru ketika berlibur. “Ketika kita sudah pernah melihat suatu tempat, kita mungkin tidak menyerap hal-hal baru tentangnya. Orang-orang yang selalu mengunjungi tempat yang sama sering kali akan seperti mulai mengalami kekaburan memori.” Liburan di rumah atau di daerah tempat tinggal sendiri dapat berfungsi seperti berwisata di tempat baru, tetapi pastikan Anda berusaha “mengalami sesuatu yang akrab dengan cara yang tidak biasa,” katanya.
Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang sering merefleksikan pengalaman, termasuk liburan, terutama berdasarkan akhirnya.
“Berusahalah semaksimal mungkin untuk mengakhiri liburan dengan baik. Jika Anda ingin menghabiskan uang dan menggunakan pesawat kelas bisnis, jangan melakukannya saat berangkat, lakukan ketika pulang,” kata Dr. Boardman.

Menyelesaikan dengan baik

Sayangnya, dampak positif liburan tidak bertahan lama, biasanya tidak lebih dari seminggu. Dalam sebuah penelitian, hampir 1000 orang di Belanda yang pergi berwisata ditanyai tentang kebahagiaan mereka sebelum dan setelah liburan. Tanggapan mereka dibandingkan dengan tanggapan dari setidaknya 500 orang yang melanjutkan kehidupan sehari-hari mereka dalam periode yang sama.
Para pelancong tersebut melaporkan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi sebelum berlibur, dibandingkan dengan mereka yang tinggal di rumah. Tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan antara kebahagiaan pasca-liburan dua kelompok itu. Hanya ketika para pelancang melaporkan perjalanan yang “sangat santai” meningkatkan kebahagiaan mereka bertahan selama lebih dari beberapa minggu, kata Jeroen Nawijn, dosen senior pariwisata di NHTV Breda University of Applied Sciences di Belanda, yang merupakan peneliti utama studi itu, yang diterbitkan pada tahun 2010 dalam jurnal Applied Research in Quality of Life.
Para ahli berpendapat bahwa kembali bekerja secara pelan-pelan dapat membantu memperpanjang kebahagiaan pasca-liburan. Penelitian tahun 2010 dalam Journal of Organizational Behavior, yang menyurvei 131 guru di Jerman, menemukan bahwa menghindari bekerja berlebihan setelah liburan dan bersantai di malam hari dapat memperpanjang manfaat libur

Ditulis Oleh : Unknown // 6:26 PM
Kategori:

0 comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger.